RENCANA ASUHAN BAYI 2 – 6 HARI
RENCANA ASUHAN BAYI 2 – 6 HARI
Pada hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal – hal yang perlu diperhatikan pada bayi , yaitu :
1. Minum
Berikan
ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu ( Jika payudara penuh ) atau
kebutuhan bayi setiap 2 – 3 jam ( paling sedikit setiap 4 Jam ),
bergantian antara payudara kiri dan kanan.
2. BAB
Feses bayi
di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter
atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang
dibawa dari kandungan. Setelah itu feses bayi bisa bergumpal gumpal
seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan, feses
bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti
pasta/krem, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair.
Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat,
bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya bayi yang
mengkonsumsi susu formula kadang suka bebelan (susah b a b) sedangkan
yang mendapat ASI tidak.
Bila
bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair,
hal itu perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula
yang dikonsumsinya atau susu tercampur bakteri yang mengganggu usus.
Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi
bila ibu memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya akan
sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu
atau susu formula. Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal
saja karena sistem pencernaanya memang belum sempurna. Tettap susui
bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai
keluhan demam, muntah atau keluhan lain dan jumlahnya sangat banyak atau
mancur, berarti memang ada masalah pada bayi àrujuk.
Masalah
frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi tidak
sama dengan orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi
berbeda, bahkan bayi yang sama pun frekuensi b a b nya akan berbeda
dari minggu ini dan minggu depannya, itu karena bayi belum menemukan
pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama dalam sehari bisa
lebih dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya
bagus.
Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya
bisa saja tidak b a b selama 2 sampai 4 hari bahkan bisa 7 hari
sekali, bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja karena
memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat
diserap dengan baik, feses yang keluar setelah itu juga harus tetap
normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak lendir atau
berbau busuk dan disertai demam dan penurunan bert badan bayi. Jadi
yang penting lihat pertumbuhannya apakah anak tidak rewel dan minumnya
bagus, kalau 3 hari belul b a b, dan bayinya anteng – anteng saja
mungkin memang belum waktunya b a b.
Bayi
yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah
lahir. B a b pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam
kehijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel – sel
yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada dalam
kanadungan. B a b pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi
indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak.
Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila warnanya putih atau disertai darah.
Menurut
Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan
menjadi kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal
atau tidaknya sistem pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna-warna
feses tsb.
Warna feses kuning
Warna
kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan
dipengaruhi oleh susu yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara
ekslusif, fesesnya berwarna lebih cerah dan cenderung
cemerlang atau didominasi warna kuning (golden feses). Berarti bayi
mendapatkan ASI penuh., dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk (ASI
belakang). Warna kuning timbul dari Proses pencernaan lemak yang dibantu
oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan
beberapa waktu dalam kandung e mpedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila
dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan
berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan keluar.
Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap
usus. Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu
formula, warna feses akan berwarna lebih gelap, seperti kuning tua,
agak coklat, coklat tua, kuning kecoklatan atau coklat kehijauan.
Warna feses hijau
Termasuk
kategori normal, meskipun begitu warna ini tidak boleh terus menerus
muncul. Ini berarti cara ibu memberikan ASI nya belum benar. Yang
terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk nya tidak.
Kasus ini umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah.
Didalam
payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI belakang
(hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu menghisap ASI depan
lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa
tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi
sering lapar kembali. Sedangkan ASI belakang (hindmilk) akan terhisap
kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung
banyak lemak. Lemak ini yang membuat feses menjadi kuning. Kalau bayi
hanya mendapat foremilk yang hanya mengandung sedikit lemak dan banyak
gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang
akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ
terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu) sehingga bayi merasa
tidak nyaman (kolik).
Mestinya
yang bagus itu tidak hijau terus, tetapi hijau kuning, bergantian, ini
berarti bayi mendapat ASI yang komplit, dari foremilk sampai hindmilk
supaya kandungan gizinya komplit. Ibu harus mengusahakan agar bayinya
mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus. Sayangnya disamping ASI, ibu
juga kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses menyusunya
mencapai hindmilk anak sudah terlanjur diberi susu formula hingga
kenyang.Akhirnya bayi hanya mendapat foremillk saja. Sebaiknya berikan
ASI secara ekslusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberian agar bayi bisa
mendapat foremilk dan hindmilk. Kiatnya : susui bayi dengan salah satu
payudara sampai ASI habis baru pindah ke payudara berikutnya.
Warna feses merah
Feses merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun bidan harus melihat apakah merah itu disebabkan dari
tubuhnya sendiri atau dari ibunya. Jika bayi sempat menghisap darah
ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak
hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu
sampai tiga hari. Jadi tinggal di test saja, asalnya dari mana dari
darah ibu atau dari darah bayi. Bila darah itu tetap muncul pada
fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari
darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinnanya hanya
dua, yaitu Alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan
penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi, fua-duanya butuh
penanganan. Darah ini sangat jarang berasal dari dysentri
amuba dan basiler, karena makanan bayi belum banyak ragamnya dan belum
makan makanan yang kotor. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga
punya keluhan lain seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah,
demam, rewel dan kesakitan.
Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan
Waspada
!!!....baik yang encer maupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan
yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan
saluran empedu. Ini berarti cairan empedunya tidak bisa
mewarnai feses dan ini tidak boleh terjadi, saat itu juga haruas dibawa
ke dokter. Yang sering terjadi ibu terlambat membawa bayinya,
difikirnya feses ini nantinya akan berubah, padahal kalau dibiarkan
bayi sudah tidak bisa diapa apakan lagi karena umumnya
sudah mengalami kerusakan hati. Tindakannya hanya tinggal transplantasi
hati yang masih merupakan tindakan pengbobatan yang sangat mahal di
Indonesia.
3. BAK
Bayi
baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga
bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti
popoknya.
4. Tidur
- Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut dan ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin.
- Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang tuanya yang sulit menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tua pun perlu menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun semakin berkurang, kira2 3 kali dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12 – 14 jam.
Latih
anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang
hari adalah waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan
mengajaknya bermaiin hanya disiang hari saja, tidak di malam hari.
Latih
bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur.
Letakkan bayi di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari
membiarkannya tidur dalam gendongan atau di ruangan lain.
Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup
Ketika
bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu,
tenangkan dengan kata kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri
untuk kembali tidur, jika menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru
tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali menangis tunggu 10 menit dan
seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya tambah waktu tunggu 5 menit
yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya bayi memerlukan waktu hingga
2-3 malam. Jika gagal henetikan dulu prosedur ini dan coba lagi
setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s
Children Hospital).
Pastikan bayi tidur dengan aman :
v Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau alas dengan cermat agar tidak mudah lepas
v Jangan merokok disekitar bayi
v Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi ketika tidur.
v Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika terlalu sering
tidur terlentang, tengkurapkan bayi saat bangun dan ada yang
mengawasi. Atau ubah sesekali posisi kepala saat bayi tidur terlentang.
2. Kebersihan kulit
Muka,
pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Mandi
seluruh tubuh setiap hari tidak harus selalu dilakukan. Selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
3. Keamanan
Jangan
sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari
pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak.
Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur bayi.
4. Tanda – tanda bahaya
Sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir.
· Bila
bayi tersebut menangis/ bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling
sedikit 30 kali per menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
· Bila
bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari
bantuan, dan mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.
Penanganan
; persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan
rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki
riwayat eklamsia, perdarahan persalinan lama atau macet, persalinan
dini atau infeksi.
· Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut
1. Keringkan bayi dengan dengan selimut atau handuk yang hangat.
2. Gosoklah punggung bayi tersebut dengan lembut.
· Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi.
· Apabila
bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan
kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit), berilah oksigen
kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal prongs.
Tanda-Tanda Bahaya Dibagi menjadi Dua:
1. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot nafas tambahan.
Letargi – bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
Warna abnormal-kulit/ bibir biru (sianosis) atau bayi sanagt kuning.
Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
Tanda atau prilaku abnormal atau ttidak biasa.
Gangguan
gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah
lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua
atau brdarah/ lender.
Mata benggkak atau mengeluarkan cairan.
2. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.
Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
Kehangatan terlalu panas ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc)
Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
Tali pusat merah, bengkak,keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
Tinja / kamih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.
Aktivitas-
menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas,
terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang,
menangis terus menerus.
A. PENANGANAN
Ø Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari hari pertama.
Ø Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
Ø Jaga
bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok
dan selimut sesuai denagn keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas
dan terlalu dingin ( dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan
pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang
dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
Ø Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
Ø Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
Ø Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
Ø Jaga keamanan bayi terhadap traumadan penyakit atau infeksi.
Ø Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
Penyuluhan sebelum bayi pulang
Perawatan tali pusat
Pemberian ASI
Jaga Kehangatan Bayi
Tanda – tanda bahaya
Imunisasi
Perawatan harian atau rutin
Pencegahan infeksi dan kecelakaanv
trima kasih atas infonya
BalasHapus